RSS

Kesadahan Air

Air diklasifikasikan sebagai air sadah dan air lunak, tergantung pada konsentrasi garam kalsium dan magnesium yang terkandung di dalamnya.

Berdasarkan sifatnya, kesadahan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

 1. Air sadah sementara
Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+

 2. Air sadah tetap
Air sadah tetap adalah air sadah yang mengadung anion selain ion bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl–, NO3- dan SO42-. Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan.

Satuan standar kesadahan air di Jerman Barat adalah mmol ion Ca per mL (DIN 53 910). Namun, satuan-satuan lain digunakan secara nasional dan internasional.
1° kesadahan Jerman = 0,01 g CaO/L air
1° kesadahan Inggris = 0,01 g CaCO3/0,7 L air
1° kesadahan Perancis = 0,01 g CaCO3/L air
Di Amerika Serikat,  kesadahan air terkadang dieksperikan dalam satuan ppm,  1 ppm CaCO3 = 0,001 g CaCO3/liter air.

Menurut PERMENKES RI No.416/MENKES/PER/IX/1990 kesadahan air minum tidak boleh melebihi 500 mg/l. Air yang bersifat sadah bila dikonsumsi manusia akan menyebabkan gangguan kesehatan. Air yang mempunyai tingkat kesadahan terlalu tinggi sangat merugikan di antaranya dapat menimbulkan karatan/korosi pada alat alat yang terbuat dari besi, sabun menjadi kurang membusa sehingga meningkatkan konsumsi sabun dan menimbulkan endapan atau kerak kerak di dalam wadah wadah pengolahan (Srikandi Fardiaz, 1992:27).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Analisis Kadar Klorin dalam Air Secara Iodometri


Klorinasi yang dilakukan pada air bersih atau air yang telah terkotori, tujuan utamanya adalah untuk menghancurkan atau mendeaktivasi penyakit yang disebabkan oleh mikro-organisme. Keuntungan lain, dari perlakuan terhadap air minum terutama peningkatan kualitas secara keseluruhan yang dihasilkan dari reaksi antara klorin dengan ammonia, besi, mangan, sulfida dan substansi-substansi organik lain.

Klorinasi dapat saja menimbulkan efek lain. Rasa dan bau yang khas dari fenol dan senyawa organik lain yang ada dalam air bisa bertambah. Senyawa kloro-organik karsinogen seperti kloroform bisa terbentuk. Guna memenuhi tujuan utama dari klorinasi dan mengurangi efek samping, maka dibutuhkan suatu metode uji yang  tepat untuk dipakai dengan mengetahui keterbatasannya.

Klorin ditambahkan ke dalam air dalam bentuk molekulnya atau bentuk hipoklorit mula-mula mengalami hidrolisa membentuk klorin bebas yang terdiri dari cairan molekul klorin, asam hipoklor dan ion hipoklorit. Proporsi dari ketiga bentuk klorin bebas ini tergantung pada pH dan temperatur. Pada pH normal air, asam hipoklor dan ion hipoklorit dominan.

Klorin bebas bereaksi cepat dengan ammonia dan senyawa nitrogenous tertentu membentuk klorin terkombinasi (combined chlorine). Dengan ammonia, klorin bereaksi membentuk kloramin dan nitrogen triklorida. Keberadaan dan konsentrasi dari bentuk kombinasi ini tergantung pada pH, temperatur, rasio klorin-nitrogen mula-mula, kebutuhan klorin absolute dan lama reaksi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Al-Razi, Sang Kimiawan

Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi atau dikenali sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864 – 930. Beliau lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925. Di awal kehidupannya, al-Razi begitu tertarik dalam bidang seni musik. Namun al-Razi juga tertarik dengan banyak ilmu pengetahuan lainnya sehingga kebanyakan masa hidupnya dihabiskan untuk mengkaji ilmu-ilmu seperti kimia, filsafat, logika, matematika dan fisika.
Walaupun pada akhirnya beliau dikenal sebagai ahli pengobatan seperti Ibnu Sina, pada awalnya al-Razi adalah seorang ahli kimia.? Menurut sebuah riwayat yang dikutip oleh Nasr (1968), al-Razi meninggalkan dunia kimia karena penglihatannya mulai kabur akibat ekperimen-eksperimen kimia yang meletihkannya dan dengan bekal ilmu kimianya yang luas lalu menekuni dunia medis-kedokteran, yang rupanya menarik minatnya pada waktu mudanya.? Beliau mengatakan bahwa seorang pasien yang telah sembuh dari penyakitnya adalah disebabkan oleh respon reaksi kimia yang terdapat di dalam tubuh pasien tersebut. Dalam waktu yang relatif cepat, ia mendirikan rumah sakit di Rayy, salah satu rumah sakit yang terkenal sebagai pusat penelitian dan pendidikan medis.? Selang beberapa waktu kemudian, ia juga dipercaya untuk memimpin rumah sakit di Baghdad..

Beberapa ilmuwan barat berpendapat bahwa beliau juga merupakan penggagas ilmu kimia modern. Hal ini dibuktikan dengan hasil karya tulis maupun hasil penemuan eksperimennya.

Al-Razi berhasil memberikan informasi lengkap dari beberapa reaksi kimia serta deskripsi dan desain lebih dari dua puluh instrument untuk analisis kimia. Al-Razi dapat memberikan deskripsi ilmu kimia secara sederhana dan rasional. Sebagai seorang kimiawan, beliau adalah orang yang pertama mampu menghasilkan asam sulfat serta beberapa asam lainnya serta penggunaan alkohol untuk fermentasi zat yang manis.

Beberapa karya tulis ilmiahnya dalam bidang ilmu kimia yaitu:
* Kitab al Asrar, yang membahas tentang teknik penanganan zat-zat kimia dan manfaatnya.
* Liber Experimentorum, Ar-Razi membahas pembagian zat kedalam hewan, tumbuhan dan mineral, yang menjadi cikal bakal kimia organik dan kimia non-organik.
* Sirr al-Asrar:
o Ilmu dan pencarian obat-obatan daripada sumber tumbuhan, hewan, dan galian, serta simbolnya dan jenis terbaik bagi setiap satu untuk digunakan dalam rawatan.
o Ilmu dan peralatan yang penting bagi kimia serta apotek.
o Ilmu dan tujuh tata cara serta teknik kimia yang melibatkan pemrosesan raksa, belerang (sulfur), arsenik, serta logam-logam lain seperti emas, perak, tembaga, timbal, dan besi.
 Menurut H.G Wells (sarjana Barat terkenal), para ilmuwan muslim merupakan golongan pertama yang mengasas ilmu kimia. Jadi tidak heran jika sekiranya mereka telah mengembangkan ilmu kimia selama sembilan abad bermula dari abad kedelapan masehi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS