Analisis Kadar Klorin dalam Air Secara Iodometri
Klorinasi yang dilakukan pada
air bersih atau air yang telah terkotori, tujuan utamanya adalah untuk
menghancurkan atau mendeaktivasi penyakit yang disebabkan oleh mikro-organisme.
Keuntungan lain, dari perlakuan terhadap air minum terutama peningkatan
kualitas secara keseluruhan yang dihasilkan dari reaksi antara klorin dengan
ammonia, besi, mangan, sulfida dan substansi-substansi organik lain.
Klorinasi dapat saja
menimbulkan efek lain. Rasa dan bau yang khas dari fenol dan senyawa organik
lain yang ada dalam air bisa bertambah. Senyawa kloro-organik karsinogen seperti kloroform
bisa terbentuk. Guna memenuhi tujuan utama dari klorinasi dan mengurangi efek
samping, maka dibutuhkan suatu metode uji yang
tepat untuk dipakai dengan mengetahui keterbatasannya.
Klorin ditambahkan ke dalam
air dalam bentuk molekulnya atau bentuk hipoklorit mula-mula mengalami
hidrolisa membentuk klorin bebas yang terdiri dari cairan molekul klorin, asam
hipoklor dan ion hipoklorit. Proporsi dari ketiga bentuk klorin bebas ini
tergantung pada pH dan temperatur. Pada pH normal air, asam hipoklor dan ion
hipoklorit dominan.
Klorin bebas
bereaksi cepat dengan ammonia dan senyawa nitrogenous tertentu membentuk klorin
terkombinasi (combined chlorine). Dengan ammonia, klorin bereaksi membentuk
kloramin dan nitrogen triklorida. Keberadaan dan konsentrasi dari bentuk kombinasi ini tergantung pada pH, temperatur, rasio
klorin-nitrogen mula-mula, kebutuhan klorin absolute dan lama reaksi.
Read User's Comments(0)
Al-Razi, Sang Kimiawan
Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi atau dikenali sebagai Rhazes
di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup
antara tahun 864 – 930. Beliau lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251
H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925. Di awal kehidupannya, al-Razi
begitu tertarik dalam bidang seni musik. Namun al-Razi juga tertarik
dengan banyak ilmu pengetahuan lainnya sehingga kebanyakan masa hidupnya
dihabiskan untuk mengkaji ilmu-ilmu seperti kimia, filsafat, logika,
matematika dan fisika.
Walaupun
pada akhirnya beliau dikenal sebagai ahli pengobatan seperti Ibnu Sina,
pada awalnya al-Razi adalah seorang ahli kimia.? Menurut sebuah riwayat
yang dikutip oleh Nasr (1968), al-Razi meninggalkan dunia kimia karena
penglihatannya mulai kabur akibat ekperimen-eksperimen kimia yang
meletihkannya dan dengan bekal ilmu kimianya yang luas lalu menekuni
dunia medis-kedokteran, yang rupanya menarik minatnya pada waktu
mudanya.? Beliau mengatakan bahwa seorang pasien yang telah sembuh dari
penyakitnya adalah disebabkan oleh respon reaksi kimia yang terdapat di
dalam tubuh pasien tersebut. Dalam waktu yang relatif cepat, ia
mendirikan rumah sakit di Rayy, salah satu rumah sakit yang terkenal
sebagai pusat penelitian dan pendidikan medis.? Selang beberapa waktu
kemudian, ia juga dipercaya untuk memimpin rumah sakit di Baghdad..
Beberapa ilmuwan barat berpendapat bahwa beliau juga merupakan penggagas ilmu kimia modern. Hal ini dibuktikan dengan hasil karya tulis maupun hasil penemuan eksperimennya.
Al-Razi berhasil memberikan informasi lengkap dari beberapa reaksi kimia serta deskripsi dan desain lebih dari dua puluh instrument untuk analisis kimia. Al-Razi dapat memberikan deskripsi ilmu kimia secara sederhana dan rasional. Sebagai seorang kimiawan, beliau adalah orang yang pertama mampu menghasilkan asam sulfat serta beberapa asam lainnya serta penggunaan alkohol untuk fermentasi zat yang manis.
Beberapa karya tulis ilmiahnya dalam bidang ilmu kimia yaitu:
* Kitab al Asrar, yang membahas tentang teknik penanganan zat-zat kimia dan manfaatnya.
* Liber Experimentorum, Ar-Razi membahas pembagian zat kedalam hewan, tumbuhan dan mineral, yang menjadi cikal bakal kimia organik dan kimia non-organik.
* Sirr al-Asrar:
o Ilmu dan pencarian obat-obatan daripada sumber tumbuhan, hewan, dan galian, serta simbolnya dan jenis terbaik bagi setiap satu untuk digunakan dalam rawatan.
o Ilmu dan peralatan yang penting bagi kimia serta apotek.
o Ilmu dan tujuh tata cara serta teknik kimia yang melibatkan pemrosesan raksa, belerang (sulfur), arsenik, serta logam-logam lain seperti emas, perak, tembaga, timbal, dan besi.
Beberapa ilmuwan barat berpendapat bahwa beliau juga merupakan penggagas ilmu kimia modern. Hal ini dibuktikan dengan hasil karya tulis maupun hasil penemuan eksperimennya.
Al-Razi berhasil memberikan informasi lengkap dari beberapa reaksi kimia serta deskripsi dan desain lebih dari dua puluh instrument untuk analisis kimia. Al-Razi dapat memberikan deskripsi ilmu kimia secara sederhana dan rasional. Sebagai seorang kimiawan, beliau adalah orang yang pertama mampu menghasilkan asam sulfat serta beberapa asam lainnya serta penggunaan alkohol untuk fermentasi zat yang manis.
Beberapa karya tulis ilmiahnya dalam bidang ilmu kimia yaitu:
* Kitab al Asrar, yang membahas tentang teknik penanganan zat-zat kimia dan manfaatnya.
* Liber Experimentorum, Ar-Razi membahas pembagian zat kedalam hewan, tumbuhan dan mineral, yang menjadi cikal bakal kimia organik dan kimia non-organik.
* Sirr al-Asrar:
o Ilmu dan pencarian obat-obatan daripada sumber tumbuhan, hewan, dan galian, serta simbolnya dan jenis terbaik bagi setiap satu untuk digunakan dalam rawatan.
o Ilmu dan peralatan yang penting bagi kimia serta apotek.
o Ilmu dan tujuh tata cara serta teknik kimia yang melibatkan pemrosesan raksa, belerang (sulfur), arsenik, serta logam-logam lain seperti emas, perak, tembaga, timbal, dan besi.
Menurut H.G Wells (sarjana Barat terkenal), para ilmuwan muslim
merupakan golongan pertama yang mengasas ilmu kimia. Jadi tidak heran
jika sekiranya mereka telah mengembangkan ilmu kimia selama sembilan
abad bermula dari abad kedelapan masehi.
Jabir Ibn Hayyan, Bapak Kimia Modern
Seorang tokoh besar yang dikenal sebagai “the father of modern chemistry”.
Jabir Ibn Hayyan (keturunan Arab, walaupun sebagian orang menyebutnya
keturunan Persia), merupakan seorang muslim yang ahli dibidang kimia,
farmasi, fisika, filosofi dan astronomi.
Jabir Ibn Hayyan (yang
hidup di abad ke-7) telah mampu mengubah persepsi tentang berbagai
kejadian alam yang pada saat itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak
dapat diprediksi, menjadi suatu ilmu sains yang dapat dimengerti dan
dipelajari oleh manusia.
Penemuan-penemuannya di bidang kimia
telah menjadi landasan dasar untuk berkembangnya ilmu kimia dan tehnik
kimia modern saat ini.
Jabir Ibn Hayyan mampu mengaplikasikan pengetahuannya di bidang kimia kedalam proses pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Dia jugalah yang pertama mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca.
Jabir Ibn Hayyan juga pertama kali mencatat tentang pemanasan wine akan menimbulkan gas yang mudah terbakar. Hal inilah yang kemudian memberikan jalan bagi Al-Razi untuk menemukan etanol.
Langganan:
Postingan (Atom)